Mangaka Dragon Ball Akira Toriyama Meninggal Dunia

Mangaka Dragon Ball Akira Toriyama Meninggal Dunia

Akira Toriyama, Kreator Dragon Ball Legendaris, Tutup Usia – Dunia Manga Berduka 

Penulis: Roneki Media
Updated Tanggal : 12 Oktober 2025

Sebuah dunia tanpa Sang Pencipta Dragon Ball Akira Toriyama, kreator Dragon Ball dan Dr. Slump, meninggal dunia pada 2024, Kisah hidup, karya, dan warisan sang legenda yang mengubah dunia anime dan manga selamanya.

Langit Jepang terasa sedikit lebih sepi pada Maret 2024, Sebuah kabar menggetarkan dunia anime dan manga: Akira Toriyama, sang kreator jenius di balik Dragon Ball, Dr. Slump, dan banyak karya monumental lain, telah tutup usia.

 

Kabar itu bukan sekadar berita duka – melainkan semacam dentuman yang mengguncang seluruh generasi yang tumbuh besar bersama suara “Kamehameha!” dan semangat Goku untuk terus melampaui batas.

 

Toriyama bukan hanya seorang mangaka. Ia adalah arsitek imajinasi modern Jepang, sosok yang menjembatani antara mimpi masa kecil dan semangat hidup orang dewasa yang tak mau menyerah. Dunia anime tidak akan pernah sama lagi tanpanya.

 

Akira Toriyama: Dari Nagoya ke Dunia

 

Akira Toriyama lahir di Nagoya, Prefektur Aichi, Jepang, pada 5 April 1955, Tidak ada yang menyangka, bocah yang suka menggambar robot dan makhluk aneh di buku tulis sekolahnya itu kelak akan menjadi ikon budaya global.

 

Di masa kecilnya, Toriyama lebih tertarik pada mobil, hewan, dan film fiksi ilmiah ketimbang pelajaran sekolah. Ia sering menghabiskan waktu menyalin gambar tokoh-tokoh dari film Disney dan Astro Boy karya Osamu Tezuka – sang “Dewa Manga”.

 

Selepas SMA, ia bekerja di sebuah perusahaan desain grafis di Nagoya, Tapi Toriyama merasa terkekang. Ia ingin menggambar sesuatu yang hidup, bebas, dan lucu – seperti yang berputar dalam pikirannya sendiri. Maka pada akhir 1970-an, ia mengirimkan karya ke majalah Weekly Shonen Jump,

Tak disangka, gaya gambarnya yang sederhana namun ekspresif justru disukai editor. Dunia manga mulai berubah saat nama Akira Toriyama muncul untuk pertama kalinya.

 

Dr. Slump: Awal dari Dunia yang Lucu dan Gila

Tahun 1980, Dr. Slump lahir dan dunia pun tertawa. Cerita tentang Arale Norimaki, robot gadis super kuat namun polos, dan sang ilmuwan gila Senbei Norimaki, menjadi fenomena instan, Toriyama memadukan humor absurd, teknologi futuristik, dan gaya gambar bersih yang segar, Dr. Slump memenangkan Shogakukan Manga Award 1981, dan versi animenya meledak di Jepang.

 

Dalam satu dekade, Toriyama sudah menulis sejarah. Tapi ia baru memulai babak keduanya babak yang akan membuatnya dikenal di seluruh dunia.

 

Dragon Ball: Ketika Petualangan Menjadi Legenda

 

  • Tahun 1984, Toriyama mulai menerbitkan manga baru berjudul Dragon Ball di Weekly Shonen Jump. Awalnya, cerita ini terinspirasi dari legenda Tiongkok Perjalanan ke Barat, dengan Son Goku sebagai bocah berekor monyet yang mencari bola naga legendaris.
  • Namun, seiring waktu, Dragon Ball berkembang dari kisah petualangan lucu menjadi saga epik tentang pertarungan, semangat, dan evolusi karakter,
  • Pertarungan Goku melawan Piccolo, kemudian Vegeta, Frieza, Cell, hingga Majin Buu semuanya menjadi momen abadi dalam sejarah anime.

 

Yang membuat Toriyama berbeda adalah kemampuannya menggabungkan humor, aksi, dan emosi tanpa kehilangan keseimbangan. Ia tahu kapan harus membuat kita tertawa dan kapan harus membuat kita bergetar karena haru.

 

Gaya Visual dan Cerita yang Mengubah Dunia

 

Toriyama memiliki gaya visual yang khas: garis bersih, desain karakter dinamis, dan ekspresi wajah yang jujur. Tapi di balik kesederhanaannya, ada kedisiplinan luar biasa,

Ia dikenal jarang tidur saat deadline mendekat, Dengan pena dan tinta, ia menggambar dunia yang tidak pernah kehilangan cahaya.

 

Lebih dari sekadar hiburan, Dragon Ball menanamkan filosofi:

 

  • “Tidak ada kekuatan sejati tanpa perjuangan. Dan tidak ada batas jika kita mau berlatih lebih keras.”
  • Kalimat itu dalam berbagai bentuk menjadi benih motivasi jutaan orang di seluruh dunia.

 

Dragon Ball Z: Evolusi dan Warisan

 

Saat Dragon Ball Z tayang pertama kali pada 1989, dunia anime berubah selamanya. Cerita menjadi lebih gelap, emosional, dan intens,

Toriyama menulis dengan visi sinematik: adegan pertarungan seperti tarian energi, dialog yang sederhana namun bermakna, dan transformasi Goku menjadi Super Saiyan momen yang menyalakan api semangat seluruh generasi 90-an.

Anak-anak menirukan gaya Goku, Remaja menempelkan poster Vegeta di kamar,  Para dewasa masih membicarakannya hingga sekarang Toriyama tanpa sadar menciptakan bahasa visual global bahasa energi, persahabatan, dan tekad.

 

Kolaborasi Legendaris: Dari Game hingga Film

 

Selain manga, Toriyama juga berkontribusi besar pada dunia game dan film anime, Ia menjadi desainer karakter untuk Chrono Trigger, salah satu RPG terbaik sepanjang masa, dan Dragon Quest, game klasik yang hingga kini masih hidup di dunia gaming Jepang,

Setiap desainnya punya ciri khas: kesederhanaan yang elegan, ekspresi yang jujur, dan imajinasi tanpa batas,

Tak hanya itu, ia juga terlibat dalam pembuatan film Dragon Ball Super: Broly (2018) dan Dragon Ball Super: Super Hero (2022). Kedua film ini sukses besar, membuktikan bahwa karya Toriyama tetap relevan lintas generasi.

 

Filosofi Kreatif Akira Toriyama

Toriyama dikenal sebagai sosok pendiam dan rendah hati. Ia jarang tampil di depan publik, Tapi lewat sedikit wawancara yang ia berikan, kita tahu satu hal:

ia menggambar karena ingin membuat orang bahagia,

Ia tidak mengejar ketenaran. Ia bahkan sering menertawakan karakter-karakter ciptaannya sendiri. Baginya, menggambar adalah permainan, bukan beban,

“Jika kamu bersenang-senang menggambar, pembacamu juga akan bersenang-senang membacanya.”

– Akira Toriyama

Filosofi ini menjelma dalam setiap goresannya sederhana tapi penuh makna, lucu tapi dalam, ringan tapi abadi.

 

Kabar Duka dan Reaksi Dunia

Pada Maret 2024, dunia anime bergetar ketika berita kematian Akira Toriyama diumumkan oleh Bird Studio dan Shueisha,  Ia meninggal dunia di usia 68 tahun karena hematoma subdural akut, Ucapan duka datang dari seluruh dunia.

Mangaka ternama seperti Eiichiro Oda (One Piece) dan Masashi Kishimoto:

  • “Tanpa Toriyama-sensei, tidak akan ada saya hari ini.” – Eiichiro Oda
  • “Karya beliau membuka jalan bagi kami semua.” – Masashi Kishimoto
  • Fans dari seluruh dunia berkumpul di media sosial, menggambar fanart, menulis doa, dan menyalakan lilin virtual untuk mengenang sang legenda.

Warisan yang Tak Pernah Padam

 

  • Toriyama telah pergi, tapi karakter-karakternya hidup di hati jutaan orang,
  • Goku, Vegeta, Bulma, Krillin, hingga Shenron semua menjadi simbol perjuangan dan kegigihan manusia,
  • Tak ada mangaka lain yang mampu menyatukan anak-anak, remaja, dan orang tua di ruang tamu yang sama, menonton adegan pertarungan Goku melawan Frieza dengan napas tertahan,
  • Warisan Toriyama bukan sekadar gambar atau cerita. Ia menanamkan nilai universal: semangat tak kenal menyerah.

 

Dragon Ball dan Generasi Masa Depan

 

  • Hingga kini, Dragon Ball Super masih berlanjut, dan dunia berharap agar semangat Toriyama tetap hidup di tangan penerusnya,
  • Para animator muda di Jepang dan luar negeri mengaku terinspirasi oleh gaya Toriyama, Banyak studio mengadopsi konsep “action dengan hati” sesuatu yang menjadi tanda khas sang legenda,
  • Tak berlebihan jika dikatakan: Toriyama adalah fondasi anime modern,
  • Tanpa dia, mungkin kita tidak akan punya One Piece, Naruto, Bleach, atau My Hero Academia.

Jejak Inspirasi: Dari Pena Toriyama ke Dunia

 

  • Warisan Akira Toriyama tidak berhenti di halaman terakhir manga Dragon Ball. Gaya visual ,an naratifnya mengalir seperti sungai, menembus batas medium dan generasi,
  • Di dunia manga, banyak kreator muda menyebut Toriyama sebagai “kompas arah kreativitas”, Ia membuktikan bahwa kesederhanaan bisa lebih kuat daripada kompleksitas yang berlebihan,
  • Sebagai contoh, desain Goku tampak sederhana hanya pakaian oranye, rambut runcing, dan senyum polos. Namun di balik itu ada kekuatan emosional yang besar: kepolosan, keberanian, dan keinginan belajar tanpa henti.

Konsep ini menjadi cetak biru banyak karakter anime setelahnya. Naruto, Luffy, Deku, dan bahkan Tanjiro Kamado adalah cerminan semangat Goku dalam wujud lain: semangat manusia yang tak gentar menghadapi dunia.

 

Bagaimana Toriyama Mengubah Bahasa Anime Dunia

 

Sebelum era Toriyama, anime sering dibatasi oleh tema lokal Jepang — kisah samurai, sekolah, atau romantika remaja, Namun Dragon Ball membuka cakrawala baru: dunia fantasi dengan rasa universal.

Ia menciptakan dunia yang tidak terikat oleh geografi atau budaya. Planet Namek, Capsule Corp, Capsule House, dan bahkan sistem turnamen bela diri semuanya punya identitas kuat namun bisa dipahami oleh siapa saja, dari Tokyo hingga Jakarta, dari Paris hingga São Paulo.

Itulah sebabnya Dragon Ball bisa diterima global, Toriyama tidak menciptakan Jepang fiktif ia menciptakan dunia yang bisa dimasuki siapa saja.

 

Toriyama dan Revolusi Cerita Aksi

 

Toriyama juga memperkenalkan struktur naratif baru dalam manga aksi: perjalanan bertingkat,

Goku tidak pernah mencapai “akhir”, Setiap kali ia menang, muncul lawan yang lebih kuat, Setiap kali ia jatuh, ia bangkit dengan bentuk baru.

Sistem ini kemudian menjadi pola klasik dalam ratusan manga shonen: dari Naruto dengan sistem “level ninja”, Bleach dengan “bankai”, hingga My Hero Academia dengan “plus ultra”.

 

Filosofi ini bersumber dari cara Toriyama memandang hidup:

 

  • “Tidak ada kemenangan abadi. Tapi jika kamu terus mencoba, kamu tidak akan pernah benar-benar kalah.”
  • Gaya bercerita seperti ini tak hanya menghibur, tapi juga mendidik, Ia mengajarkan pertumbuhan spiritual melalui kegigihan, bukan kekuatan semata.

 

Dampak pada Industri Anime dan Ekonomi Kreatif Jepang

 

Toriyama bukan hanya seniman ia adalah motor ekonomi bagi industri anime Jepang, Sejak 1980-an, Dragon Ball menjadi fenomena bisnis besar: dari manga, anime, mainan, video game, hingga pakaian.

Pada tahun 2023, waralaba Dragon Ball diperkirakan bernilai lebih dari $30 miliar USD, menjadikannya salah satu franchise hiburan paling sukses di dunia sejajar dengan Star Wars, Marvel, dan Pokémon, Yang menarik, Toriyama tidak pernah berperilaku seperti “raja besar” meski karyanya mendunia.

Ia lebih suka hidup sederhana di rumahnya di Prefektur Aichi, mengurus kebun dan hewan peliharaannya, Kesederhanaan itu justru membuatnya semakin dihormati, Ia menunjukkan bahwa kebesaran tidak selalu butuh panggung.

 

Sisi Manusiawi Akira Toriyama

Di balik ketenaran globalnya, Toriyama dikenal pemalu dan humoris. Dalam beberapa wawancara langka, ia sering merendahkan diri dengan tawa kecil.

 

Ketika ditanya tentang rahasia kesuksesan Dragon Ball, ia pernah menjawab:

 

  • “Saya hanya ingin menggambar hal-hal konyol yang membuat saya tertawa. Sisanya, mungkin kebetulan saja orang lain ikut tertawa.”
  • Sikap itu mencerminkan kepribadian sejatinya jujur, ringan, dan tidak berjarak dengan pembacanya,
  • Ia bahkan sering menggambarkan dirinya sendiri sebagai karakter kecil bernama Tori-bot, seekor burung kecil berkacamata yang muncul di beberapa manga-nya,
  • Simbol bahwa sang pencipta tidak ingin lebih besar dari ciptaannya.

 

Penerus dan Bayangan Panjang Toriyama

Setelah kematiannya, banyak yang bertanya: siapa yang bisa meneruskan semangat Toriyama?

Pertanyaan itu sulit dijawab, karena tidak ada yang benar-benar bisa menggantikan sosok seunik dia, Namun Dragon Ball Super masih berjalan dengan bimbingan para kolaborator lama seperti Toyotarou, murid langsung Toriyama.

Toyotarou berjanji menjaga visi dan nilai sang guru menulis dengan hati, bukan sekadar menggambar kekuatan, Di dunia lain, studio seperti MAPPA, Toei Animation, dan Pierrot juga mengakui pengaruh gaya naratif Toriyama dalam animasi modern.

Dari tempo pertarungan, ekspresi wajah, hingga framing kamera semuanya membawa jejak tangannya yang halus namun tegas.

 

Filosofi Saiyan: Meninggalkan Jejak yang Tak Terhapus

 

  • Jika ada satu hal yang paling abadi dari karya Toriyama, itu adalah konsep Saiyan ras prajurit yang berkembang lewat pertarungan dan penderitaan,
  • Di balik fantasi itu tersembunyi pesan mendalam: kekuatan lahir dari jatuh dan bangkit,
  • Toriyama menulis karakter Goku sebagai simbol pertumbuhan tanpa akhir, bukan kemenangan mutlak.

Ketika Goku kalah dari Vegeta, ia tersenyum dan berkata:

 

  • “Masih banyak yang harus kupelajari.”
  • Kalimat sederhana itu menjadi mantra generasi 90-an yang kini telah dewasa,
  • Mereka tumbuh dalam dunia keras, namun setiap kali gagal, suara Goku seolah berkata dari masa lalu: “Latihan lagi, jangan menyerah.”

 

Dragon Ball dan Dunia Modern: Warisan Digital Abadi

 

Era digital memperpanjang napas karya Toriyama, Kini Dragon Ball hadir dalam bentuk game online, film 3D, NFT, bahkan augmented reality (AR).

Anak-anak yang belum lahir saat Goku pertama kali muncul kini mengenal Super Saiyan melalui ponsel mereka, Toei Animation dan Bandai Namco terus mengembangkan seri Dragon Ball baru dengan cara yang menghormati roh aslinya, Toriyama mungkin sudah tiada, tapi energinya terus berputar seperti bola naga yang tak pernah kehilangan cahaya.

Dan di setiap adaptasi, para kreator baru selalu menuliskan satu hal di kredit penutup:

 

  • “Terima kasih, Akira Toriyama.”
  • Momen Paling Ikonik Sepanjang Karier Toriyama

Bagi dunia, ada beberapa momen yang membentuk legenda Toriyama:

 

  • Pertarungan Goku vs Frieza di Planet Namek,
  • Adegan ini melampaui genre 19 episode yang memadukan emosi, ambisi, dan filosofi hidup,
  • Transformasi Super Saiyan Pertama,
  • Detik ketika rambut Goku berubah pirang dan auranya membara itu bukan sekadar adegan, tapi peristiwa sejarah anime,
  • Kematian Goku dan Kebangkitannya,
  • Adegan pengorbanan yang mengajarkan nilai kemanusiaan di balik kekuatan super,
  • Debut Arale di Dragon Ball,
  • Momen persilangan dua dunia ciptaan Toriyama yang menandai keisengan khasnya.
  • Kolaborasi dengan Dragon Quest,
  • Ia memperkenalkan gaya karakter khas anime ke dunia game, mengubah estetika RPG Jepang selamanya,
  • Momen-momen itu bukan hanya nostalgia. Ia adalah pilar budaya pop modern.

 

Bagaimana Dunia Mengingatnya

Setelah kematiannya, Jepang mengadakan berbagai bentuk penghormatan:

 

  • Di Akihabara, ribuan penggemar menyalakan lampu dan meneriakkan “Kamehameha!” sebagai penghormatan,
  • Di Nagoya, mural besar bergambar Goku dengan tulisan “Terima kasih, Toriyama-sensei” menghiasi jalan utama,
  • Dunia anime kehilangan sosoknya, tapi menemukan kembali semangat persatuannya,
  • Karena di saat duka itu, semua penggemar dari berbagai generasi berbicara dalam bahasa yang sama: cinta terhadap karya.

 

Pelajaran dari Kehidupan Seorang Seniman

  1. Toriyama mengajarkan banyak hal kepada para seniman muda,
  2. Bahwa kesuksesan bukan datang dari ambisi besar, tapi dari kejujuran terhadap diri sendiri,
  3. Ia tidak pernah memaksakan gaya populer ia menciptakan gayanya sendiri, dan dunia yang menyesuaikan,
  4. Ia tidak pernah terobsesi menjadi nomor satu, tapi justru karena itu, ia menjadi legenda nomor satu,
  5. Pelajaran ini relevan bukan hanya untuk seniman, tapi juga siapa pun yang sedang berjuang di bidangnya.

 

Warisan Spiritual: Dari Goku ke Generasi Baru

 

Kini, setiap kali seseorang berkata “Kamehameha!”, dunia seolah mengingat kembali semangat seorang seniman yang tidak pernah ingin kehilangan rasa bermainnya.

Anak-anak meniru gaya itu dengan tawa, sama seperti Toriyama yang dulu menggambar dengan senyum di wajahnya.

 

  • Kita semua tanpa sadar telah menjadi bagian dari Dragon Ball,
  • Kita belajar jatuh, bangkit, tertawa, dan terus melangkah,
  • Dan setiap langkah itu membawa sedikit jejak Toriyama di dalamnya.

“Jika kamu bisa membuat seseorang tersenyum lewat gambarmu, itu sudah cukup, Dunia ini sudah terlalu serius.” –  Akira Toriyama kini, langit anime punya satu bintang baru Dan di bawah cahayanya, kita semua masih bisa melihat sosok Goku melambaikan tangan – mengucapkan selamat tinggal, tapi juga selamat datang pada petualangan baru.

Kesimpulan: Terima Kasih, Toriyama-sensei

 

  • Akira Toriyama telah menutup buku kehidupannya, tapi halamannya tetap terbuka di hati kita semua.
  • Ia mengajarkan bahwa kekuatan sejati tidak datang dari darah Saiyan, tapi dari semangat manusia yang tak mau menyerah meski kalah berkali-kali.
  • “Selama masih bisa tertawa, kamu belum kalah.” – Toriyama
  • Kini, Toriyama mungkin sedang duduk di atas awan, melihat Goku melatih murid-murid baru di langit lain.
  • Dan dunia anime, meski berduka, tersenyum karena tahu, warisan itu abadi.

    Legenda yang hidup di antara bintang, Akira Toriyama tidak sekadar meninggalkan warisan cerita, tapi juga energi spiritual yang terus beresonansi di hati penggemarnya.

Ia telah menutup matanya, tapi cahaya dari imajinasinya masih bersinar di setiap generasi baru yang tumbuh dengan anime.

Show Comments (0) Hide Comments (0)
Subscribe
Notify of
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments
wpDiscuz
Exit mobile version