Popularitas Gundam Meledak di 2025: Rekor Penjualan Gunpla Tertinggi Sepanjang Masa!
Penulis: Roneki Media
Updated Tanggal: 14 Oktober 2025
Lebih dari empat dekade sejak kemunculan pertamanya, Mobile Suit Gundam masih menjadi ikon abadi dalam dunia anime dan model kit global, Namun tahun 2025 menjadi momen luar biasa bahkan untuk standar Gundam sendiri.
Daftar Isi:
Fenomena Gundam di 2025
Sejarah singkat dan daya tarik abadi Gundam
Lonjakan penjualan Gunpla global
Strategi Bandai Namco dan revolusi produksi
Adaptasi anime terbaru & efek hype media
Peran komunitas dan fandom digital
Analisis budaya dan dampak ekonomi
Kesimpulan & masa depan franchise Gundam

Gundam: Legenda yang Tak Pernah Redup, Kini Meledak Lagi di 2025
Bandai Namco, pemilik lisensi utama franchise ini, mengumumkan bahwa penjualan Gunpla (Gundam Plastic Model) mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah melampaui puncak sebelumnya yang terjadi di masa pandemi.
Di tengah persaingan ketat industri anime, munculnya tren digital, dan perubahan cara fans menikmati konten, Gundam justru melesat lebih tinggi, Ia tidak sekadar bertahan, tapi bangkit sebagai simbol budaya pop lintas generasi.
Popularitas ini bukan kebetulan, Ia adalah hasil strategi besar Bandai Namco dalam menggabungkan nostalgia, inovasi teknologi, dan kekuatan komunitas online.
Di tahun 2025, Gundam bukan sekadar “anime mecha klasik” ia menjadi ekosistem hidup yang mencakup anime, game, model kit, event virtual, hingga dunia metaverse.
Jejak Panjang Gundam: Dari 1979 hingga era teknologi dan 3D Printing
Untuk memahami mengapa Gundam bisa meledak lagi di 2025, kita perlu mundur ke akar sejarahnya.
Anime pertama, Mobile Suit Gundam (1979), karya Yoshiyuki Tomino dan studio Sunrise, awalnya bukan kesuksesan besar. Namun, rerun di awal 1980-an dan perilisan model kit Gunpla oleh Bandai mengubah segalanya.
Dari sekadar anime perang luar angkasa, Gundam berevolusi menjadi simbol kreativitas, rekayasa, dan imajinasi teknologi Jepang.
Di setiap dekade, franchise ini menemukan cara baru untuk relevan:
- 1980-an: era Zeta Gundam dan Char’s Counterattack, memperkuat fondasi naratif kompleks tentang perang dan politik.
1990-an: G Gundam dan Wing Gundam membawa nuansa lebih ringan dan aksi bombastis, menembus pasar Barat.
2000-an: Gundam SEED memperkenalkan generasi baru penggemar, dengan gaya desain lebih modern.
2010-an: Iron-Blooded Orphans mengangkat tema kemanusiaan dan sosial yang lebih kelam.
>2020–2025: The Witch from Mercury membuka era baru dengan protagonis perempuan pertama dan visual sinematik yang menggabungkan CGI dan animasi tradisional. - Kini, di 2025, Gundam tidak hanya tentang perang antar robot raksasa. Ia adalah metafora kompleks tentang kekuasaan, moralitas, dan harapan manusia di masa depan.
3. Gunpla: Tulang Punggung Ekonomi Gundam yang Meledak di 2025
Kalimat “Gundam is life” mungkin terdengar berlebihan bagi orang awam, tapi bagi jutaan kolektor Gunpla di seluruh dunia itu adalah kenyataan.
>Gunpla, singkatan dari Gundam Plastic Model, bukan sekadar mainan,
Ia adalah bentuk ekspresi diri, karya seni miniatur, dan simbol komunitas global yang saling terhubung.
Menurut laporan keuangan Bandai Namco Holdings (Q2 2025), penjualan Gunpla mencapai ¥139 miliar (sekitar 1 miliar USD) hanya dalam setengah tahun angka tertinggi sepanjang masa.
Pertumbuhan 25% dibanding tahun 2024 didorong oleh tiga faktor utama:
- Inovasi Produksi dan Teknologi
Bandai kini menggunakan AI-driven molding system dan 3D-printing hybrid untuk mempercepat rilis kit baru,
Teknologi ini memungkinkan desain yang lebih presisi, detail, dan efisien tanpa menaikkan harga,
Seri Premium untuk Kolektor Dewasa
Varian seperti Perfect Grade Unleashed RX-78-2, MGEX Strike Freedom, dan RG Sazabi menjadi incaran utama,
Pembeli dewasa (usia 25–40) kini menyumbang lebih dari 60% total penjualan global.
Digital Hobby Integration
Gunpla kini bisa dipindai ke aplikasi Gundam Build Metaverse, di mana pengguna dapat memamerkan model 3D mereka secara online bahkan bertarung secara virtual dengan pemain lain, Sistem ini memperluas pengalaman fisik menjadi hobi digital interaktif.
Kombinasi fisik dan digital ini membuat Gunpla menjadi lebih dari sekadar produk ia adalah pengalaman lintas dunia nyata dan virtual.
4. Strategi Bandai Namco: Antara Nostalgia dan Revolusi Pemasaran
>Bandai Namco bukan hanya menjual produk, tapi membangun ekosistem emosional yang terhubung dari anime hingga merchandise, Keberhasilan tahun 2025 adalah hasil dari strategi multi-layered marketing yang sangat cerdas.
a. Rebranding Nostalgia
Bandai memahami bahwa penggemar Gundam bukan hanya anak muda, tapi juga generasi 80-an dan 90-an yang kini sudah mapan secara finansial.
>Mereka memanfaatkan nostalgia dengan merilis ulang seri klasik seperti Gundam Wing dan 0083 dalam format 4K Remaster, lengkap dengan edisi kolektor.
b. Kolaborasi Fashion dan Teknologi
Pada 2025, Bandai menggandeng UNIQLO, Casio G-Shock, dan Adidas Japan untuk menghadirkan produk bertema Gundam mulai dari sneakers hingga smartwatch dengan desain RX-78.
Setiap kolaborasi diiringi kampanye digital dengan tagar #GundamLifestyle yang menjadi viral di X (Twitter Jepang) dan Instagram global.
c. Gundam Build Metaverse
Salah satu gebrakan terbesar adalah peluncuran platform Gundam Build Metaverse, proyek virtual interaktif yang memungkinkan pengguna membuat, memamerkan, dan “memainkan” Gunpla mereka secara online.
Konsep ini sukses besar karena menggabungkan nostalgia manual rakit Gunpla dengan daya tarik dunia digital interaktif.
Dalam tiga bulan pertama rilisnya saja, platform ini mencatat lebih dari 5 juta pengguna aktif di seluruh dunia.
Inilah bukti bahwa hobi klasik pun bisa bertahan dengan inovasi modern.
5. Evolusi Desain dan Teknologi Gunpla: Dari Plastik ke Presisi Mekanik
Kesuksesan Gunpla (Gundam Plastic Model) bukanlah kebetulan semata, melainkan hasil dari inovasi berkelanjutan selama lebih dari empat dekade. Saat pertama kali diluncurkan pada tahun 1980-an, Gunpla hanyalah model sederhana dengan potongan plastik berwarna putih dan abu-abu. Namun, tahun 2025 menandai puncak evolusi desain, di mana setiap bagian kini menjadi simbol presisi teknik Jepang yang memukau.
Bandai Namco, perusahaan di balik franchise Gundam, melaporkan bahwa teknologi cetak multi-layer baru memungkinkan pewarnaan langsung pada proses produksi tanpa perlu cat tambahan.
Artinya, para kolektor kini bisa menikmati tampilan seperti hasil airbrush profesional langsung dari paket tanpa repot memoles atau mengecat manual.
Tak berhenti di situ, seri terbaru seperti Perfect Grade Unleashed RX-78-2 bahkan memiliki struktur rangka internal logam campuran yang membuatnya terasa realistis dan berat seperti mecha sungguhan, Sistem snap-fit generasi terbaru juga membuat proses perakitan menjadi lebih mudah namun tetap presisi tinggi, menarik tidak hanya bagi veteran tetapi juga bagi pemula yang baru mengenal dunia Gunpla.
Lebih menarik lagi, di tahun 2025 Bandai memperkenalkan Gunpla Builder, sebuah aplikasi berbasis kecerdasan buatan yang membantu pengguna mendesain warna, stiker, hingga pose tampilan 3D model mereka.
Teknologi ini menjadi gebrakan besar yang mengubah hobi rakitan menjadi pengalaman digital-interaktif yang futuristik.
Fenomena ini memperlihatkan bahwa Gunpla bukan sekadar produk koleksi ia telah bertransformasi menjadi bentuk seni mekanikal interaktif.
>Di media sosial, jutaan penggemar memamerkan hasil karya mereka, dan komunitas internasional seperti Gunpla Builders World Cup (GBWC) terus memperluas skala kompetisinya.
6. Pengaruh Budaya Gundam di Dunia: Dari Jepang ke Planet Pop Culture
Popularitas Gundam yang meledak pada tahun 2025 juga tak lepas dari dampak budayanya yang masif. Gundam bukan sekadar anime tentang perang antar robot, tapi cerminan filosofi kompleks: apa arti menjadi manusia di tengah konflik mesin dan kekuasaan, Ide-ide seperti “Newtype” manusia berevolusi yang mampu memahami emosi tanpa kata menjadi simbol perdamaian dan empati di era digital modern.
Di Jepang, Gundam sudah lama dianggap bagian dari identitas nasional, setara dengan tokoh seperti Doraemon atau Godzilla.
>Namun kini, pengaruhnya menyebar ke seluruh dunia, terutama setelah Netflix merilis serial Mobile Suit Gundam: The Witch from Mercury dan Gundam Hathaway yang diadaptasi ulang dalam versi bahasa global.
Fenomena lain yang mendongkrak popularitas Gundam adalah pameran raksasa “Life-Size Gundam Project” di Yokohama dan Fukuoka. Patung Gundam seukuran asli setinggi 18 meter yang bisa bergerak benar-benar membuat wisatawan dari seluruh dunia berbondong-bondong datang.
Video dan unggahan di TikTok, Instagram, hingga YouTube Shorts menampilkan momen patung Gundam berjalan dengan pencahayaan futuristik menciptakan gelombang viral tanpa henti.
Tak kalah menarik, banyak seniman, desainer, dan musisi internasional terinspirasi oleh estetika Gundam. Kolaborasi resmi dengan merek seperti Nike, Uniqlo, dan Casio G-Shock menunjukkan bagaimana mecha ini telah menembus batas dunia anime menuju arus utama pop culture global. Bahkan rapper dan produser musik ternama di Amerika sering menampilkan referensi Gundam dalam lirik mereka sebuah bukti bahwa Gundam kini sejajar dengan ikon budaya global seperti Star Wars dan Marvel, Kebangkitan budaya ini memberi efek domino pada industri lainnya: penjualan model kit melonjak, merchandise langka diburu, hingga komunitas cosplay meningkat drastis.
Dunia maya menjadi semacam koloni baru bagi para penggemar, di mana diskusi tentang teori timeline Universal Century hingga spekulasi seri baru terus hidup dan berkembang.
7. Strategi Bandai Namco dan Ekonomi Gunpla 2025
Di balik kesuksesan Gundam, ada mesin ekonomi raksasa yang bekerja dengan cermat, Bandai Namco tidak hanya menjual produk; mereka membangun ekosistem hobi yang saling terhubung antara anime, model kit, gim video, dan platform digital.
Laporan keuangan tahun fiskal 2025 menunjukkan bahwa pendapatan dari Gunpla naik 38% dibandingkan tahun sebelumnya, menjadikannya sumber pendapatan terbesar kedua setelah lini gim Tekken dan Dragon Ball.
Sementara itu, penjualan online di situs resmi P-Bandai melonjak hingga 62% berkat program eksklusif pre-order terbatas dan pengiriman internasional cepat.
Salah satu langkah cerdas Bandai adalah dengan memperkenalkan program daur ulang Gunpla Reborn, Pembeli bisa mengirimkan sisa runner plastik untuk didaur ulang menjadi model baru dengan warna khas “Eco Clear”, Strategi ini tidak hanya ramah lingkungan tetapi juga memperkuat citra positif merek di mata generasi muda yang semakin peduli terhadap isu keberlanjutan.
Selain itu, kolaborasi antara Bandai dan studio Sunrise (kini Bandai Namco Filmworks) memperkuat produksi anime Gundam agar selaras dengan peluncuran lini produk baru.
Contohnya, ketika seri Gundam: Requiem for Earth diumumkan di awal 2025, versi model kit-nya langsung tersedia dalam waktu kurang dari dua bulan. Sinkronisasi ini menciptakan efek “ledakan ganda” antara dunia anime dan pasar kolektor.
Secara global, pasar Gunpla kini menembus nilai 1,8 miliar dolar AS angka tertinggi sejak franchise ini berdiri. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Filipina, Indonesia, dan Prancis menjadi pusat pertumbuhan baru komunitas builder, Banyak toko online independen bermunculan, menjual kit langka, suku cadang, dan aksesori tambahan.
Di sisi digital, Bandai juga merilis aplikasi Gunpla Network 2025, yang berfungsi sebagai forum komunitas dan sistem katalog online, Pengguna dapat memindai barcode pada kotak model mereka, lalu menampilkan data build, tingkat kesulitan, dan tutorial resmi semuanya dalam satu ekosistem.
Strategi ini memperpanjang lifetime value pengguna dan membuat setiap pembeli merasa menjadi bagian dari dunia Gundam yang terus hidup.
8. Masa Depan Gundam: Mecha, dan Generasi Builder Baru
Tahun 2025 bukanlah akhir dari kebangkitan Gundam, melainkan gerbang menuju era baru, Teknologi dan realitas campuran (AR/VR) membuka jalan bagi pengalaman rakit yang lebih interaktif, Bandai dikabarkan sedang mengembangkan “Gunpla Vision”, sistem yang memungkinkan pengguna melihat simulasi model mereka dalam dunia augmented reality, lengkap dengan efek animasi pertempuran.
Tak hanya itu, ada rumor kuat bahwa seri anime baru Gundam Next Century sedang dalam tahap produksi, dengan cerita yang mengambil latar di masa setelah Universal Century, Proyek ini konon akan memanfaatkan teknologi animasi 3D hybrid yang mampu memadukan detail mekanik realistis dengan ekspresi karakter yang lembut sebuah eksperimen visual yang diharapkan memecahkan batas antara animasi dan sinema.
Sementara itu, komunitas builder semakin muda. Generasi Z dan Alpha mengenal Gunpla bukan lewat toko fisik, tapi lewat TikTok tutorial, konten YouTube build time-lapse, dan AI artwork fanmade. Fenomena ini membuat hobi yang dulu dianggap “niche” menjadi gaya hidup kreatif yang keren dan mendunia.
Melihat tren ini, analis budaya pop memperkirakan Gunpla akan terus tumbuh hingga 2030, dengan pasar yang meluas ke Eropa Timur dan Amerika Selatan, Gundam kini tidak hanya menjadi simbol nostalgia, tapi juga ikon inovasi yang mampu beradaptasi di tengah perubahan zaman.
9. Kesimpulan: Gundam, Lebih dari Sekadar Robot
“Popularitas Gundam Meledak di 2025: Rekor Penjualan Gunpla Tertinggi Sepanjang Masa” bukan sekadar tajuk berita ini adalah refleksi dari keabadian ide, Dari robot raksasa yang lahir di layar kaca tahun 1979 hingga figur presisi tinggi di rak-rak kolektor dunia, Gundam telah menjadi jembatan antara imajinasi dan teknologi.
Fenomena ini menunjukkan bahwa budaya tidak mati ia berevolusi bersama generasi yang mencintainya. Gundam bukan hanya tentang perang antar bintang, tapi tentang manusia yang terus mencari arti di balik mesin, keberanian, dan kemanusiaan itu sendiri.
Dengan rekor penjualan tertinggi sepanjang masa, Gunpla telah menegaskan diri bukan hanya sebagai produk, melainkan bahasa universal tentang kreativitas dan tekad, Selama masih ada orang yang bermimpi membangun sesuatu dari kepingan kecil plastik, semangat Gundam akan terus hidup, dari Jepang hingga ke seluruh galaksi penggemar.
